BERGERAK DAN BERGERAK

Archive for the ‘Pendidikan’ Category

sumber: http://riaupos.com/main/index.php?mib=berita.detail&id=16811

Rabu, 08 Juli 2009 , 08:04:00
Prioritaskan Pendidikan Keagamaan

RENGAT (RP) – Ketua Forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Indragiri Hulu Hj Henny Herawati Mujtahid mengatakan, program PAUD merupakan pendidikan paling dasar bagi pertumbuhan anak, yang lebih difokuskan pada pembentukan moral keagamaan anak.

Pendidikan terhadap anak usia dini merupakan masa emas. Namun pendidikan dini itu harus dibarengi dengan pendidikan sosial dan pengembangan kemampuan anak dalam berbahasa, di antaranya bahasa Inggris dan Arab, serta kemampuan fisik dan etika. ‘’Salah satu programnya ialah dengan metode yang mudah dicerna oleh anak, seperti bermain dan belajar,’’ jelas Hj Henny pada acara peresmian PAUD Islam Terpadu Al-Madinah yang berada di Jalan Azki Aris Rengat, Selasa (7/7).

Pada acara itu juga hadir Bupati Inhu yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Inhu H Mazuar Peri SH MM, Camat Rengat yang diwakili Sekcam Amin Suardi, Pengurus GOPTKI Inhu Hj Artini Razmara, Penggerak PKK, Forum PAUD Inhu, pengelola PAUD Al-Madinah Hj Marfuah serta tokoh masyarakat. Hj Henny Mujthaid berharap, dalam pelaksanaannya, pengelola PAUD dan majelis guru bisa menjalin koordinasi yang baik demi kemajuan PAUD di Inhu.

Di PAUD Islam Terpadu Al-Madinah Rengat ini, terdiri dari satu komplek dengan Taman Kanak-kanak Al-Madinatun. Untuk PAUD sendiri terdiri dari tiga program di antaranya Playgroup Al- Madinah, Pentipan Arafah dan Posyandu/BKB Musdalifah. Sedangkan TK Islam Terpadu Al Madinah membuka sejumlah materi di antaranya Bahasa Inggris dan Iqroq.

Kadisdik H Mazuar Peri mengatakan, keberadaan PAUD dengan bermacam bentuk seperti playgroup, kelompok belajar dan sejenisnya itu kini tengah menjadi trend di daerah perkotaan, yang kebanyakan dibentuk oleh pihak swasta dan masyarakat. ‘’Meskipun PAUD Al-Madinah ini belum secara khusus difasilitasi oleh Pemda, namun tetap senantiasa diberikan dukungan agar PAUD yang diselenggarakan masyarakat bisa berkembang,’’ ucap dia.

Harapan untuk memajukan keberadaan PAUD di Inhu juga diharapkan dari Forum PAUD yang baru baru ini terbentuk. Sehingga melalui program dan kurikulum yang dibuat, peran Forum PAUD sangat menentukan kelangsungan PAUD untuk meningkatkan pendidikan anak usia dini, serta menanamkan iman dan taqwa terhadap anak.

Sebelumnya pengelola PAUD Al Madinah Hj Raja Marfuah mengungkapkan, pembentukan PAUD tersebut salah satunya ialah guna menunjang visi dan misi Pemkab Inhu, terutama dalam bidang peningkatan SDM. Untuk itu dalam pelaksanaannya, PAUD Al Madinah memberikan pendidikan terhadap anak, mulai dari pendidikan umum, agama, bahasa dan keterampilan dasar. Hal itu supaya anak pra sekolah memiliki pengetahuan dasar.(fat)

sumber berita :http://riaupos.com/main/index.php?mib=berita.detail&id=16775

Rabu, 08 Juli 2009 , 07:40:00
Ribuan Murid Tak Tertampung

PEKANBARU (RP) – Ribuan anak didik tak tertampung di SMP dan SMA negeri yang terdapat di Pekanbaru. Setidaknya terdapat 1.192 pelajar yang akan masuk SMA dan 5.266 murid yang akan masuk SMP tak tertampung pada penerimaan siswa baru (PSB) tahun ini. Angka ini didapat dari selisih daya tampung yang tersedia dan murid yang lulus sekolah.

Daya tampung Penerimaan Siswa Baru (PSB) untuk tahun ajaran 2009/2010 daya tampung 5.431 untuk 21 SMA/SMK Negeri, daya tampung 7.960 untuk 35 SMP Negeri. Sedangkan murid SMA/SMK/ MA yang tamat sebanyak 6.623, dan jumlah murid SMP yang tamat sebanyak 13.226 murid. Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Yuzamri Yakub, mengatakan kepada Riau Pos, Selasa (7/7), untuk kepastian jumlah murid yang tidak diterima di PSB belum bisa dipastikan.

‘’Belum bisa dipastikan berapa tepatnya jumlah yang tak tertampung. Hal ini dikarenakan banyaknya peminat yang berasal dari luar kota,’’ ujarnya.

Dikatakannya, angka tersebut bisa digunakan hanya untuk perbandingannya saja. Menurutnya, banyak anak yang berasal dai luar daerah yang ingin sekolah di Pekanbaru.

Untuk tahun ini, Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru menerapkan peraturan baru. Di mana disediakan kuota lima persen untuk yang berasal dari luar daerah, sepuluh persen untuk anak tempatan dan kuota untuk anak guru yang mengajar di sekolah tersebut.

‘’Untuk yang tidak lulus PSB di sekolah negeri, bisa mendaftar di sekolah swasta. Sekolah swasta tidak kalah dengan sekolah negeri,’’ tambahnya. Menurutnya, bukti bahwa sekolah swasta tidak kalah dengan sekolah negeri dengan angka kelulusan UN yang tinggi. Ia menyebutkan salah satu contoh SMA Muhammadiyah yang angka kelulusannya mencapai seratus persen tahun ini.(cr3)

===============
Peluang amal….yo pada bangun sekolah bermutu!!!

Dicari, Sosok Mendiknas Yang Ideal!
shutterstock
Ilustrasi: “Dan seorang Mendiknas harus bertindak sebagai seorang manajer bukan birokrat, agar memberikan kesempatan kepada orang-orang di bawahnya untuk menyatakan pendapat ataupun memberi saran mengenai pendidikan,” lanjut Tilaar.
/
Artikel Terkait:

* Pendidikan Nasional Tidak Berkonsep!
* Memperebutkan Mendiknas

Selasa, 7 Juli 2009 | 16:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemilihan Presiden 2009 yang semakin dekat menjanjikan sebuah perubahan bagi kehidupan rakyat Indonesia. Siapapun yang terpilih nantinya diharapkan dapat meletakkan orang-orang yang tepat dalam kabinetnya.

Harapan itu mengemuka dalam diskusi ‘Mencari Profil Ideal Menteri Pendidikan Nasional’ yang digelar oleh Education Forum di Jakarta, Selasa (7/7). Diskusi menghadirkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef dan pengamat pendidikan Darmaningtyas.

Pada Pilpres 2009 tersebut, salah satu yang menjadi sorotan dalam kabinet yang akan dibentuk adalah keberadaan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas). Hal itu dikarenakan posisinya seringkali dipolitisasi, sehingga timbul politisasi pendidikan yang berdampak pada berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan nantinya.

Menurut Guru Besar UNJ Prof. H.A.R. Tilaar ada beberapa kriteria yang seharusnya dimiliki oleh Mendiknas. Pertama, ujar Tilaar, Mendiknas harus seorang nasionalis yang paham betul berbagai hal yang diamanatkan oleh UUD 1945.

“Kriteria kedua Mendiknas harus mempunyai visi yang jauh ke depan karena pendidikan akan berdampak pada masa depan, dan yang ketiga Mendiknas harus mempunyai visi mengenai pendidikan itu sendiri,” ujar Tilaar.

Kriteria lainnya, tambah Tilaar, visi mengenai pendidikan harus berdasarkan kebudayaan nasional seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Mendiknas pun sebaiknya berasal dari non-partai agar tidak ada politisasi pendidikan.

“Dan seorang Mendiknas harus bertindak sebagai seorang manajer bukan birokrat, agar memberikan kesempatan kepada orang-orang di bawahnya untuk menyatakan pendapat ataupun memberi saran mengenai pendidikan,” lanjut Tilaar.

Selain kriteria di atas, Mendiknas juga harus memiliki latar belakang pendidikan formal dan memahami dunia pendidikan. Terakhir, kata Tilaar, seorang Mendiknas juga harus menganut ideologi pendidikan yang progresif.

“Agar dia dapat mengatasi segala permasalahan di dunia pendidikan, termasuk masalah politisasi pendidikan,” tegasnya.

M1-09
sumber: http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/07/07/16192410/dicari.sosok.mendiknas.yang.ideal.

sumber: http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/07/03/14523156/70.Santri.Peroleh.Beasiswa.Masuk.IPB.

70 Santri Peroleh Beasiswa Masuk IPB
DONNY SOPHANDI/METRO BANJAR
Ilustrasi: Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk kelima kalinya menerima 70 santri berprestasi dari seluruh Indonesia yang meraih beasiswa santri berprestasi dari Departemen Agama untuk masuk IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD).
/
Artikel Terkait:

* Teliti Mi Instan Jagung, IPB Juara Tiga Dunia!
* Asyik, Beasiswa Menarik untuk Calon Mahasiswa IPB!
* Wah, Mahasiswa Malaysia Datangi IPB

Jumat, 3 Juli 2009 | 14:52 WIB

BOGOR, KOMPAS.com – Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk kelima
kalinya menerima 70 santri berprestasi dari seluruh Indonesia yang meraih beasiswa santri berprestasi dari Departemen Agama untuk masuk IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD).

Juru Bicara IPB, Ir Henny Windarti, MSi menjelaskan di Bogor, Jumat (3/7), sebanyak 70 calon mahasiswa IPB dari pondok pesantren (Ponpes) itu diwajibkan mengikuti pra universitas di IPB selama dua bulan sebelum memasuki perkuliahan reguler.

Ketua Tim BUD IPB, Dr Ir Ibnul Qayim menambahkan, kegiatan pra universitas itu bertujuan untuk memperkenalkan IPB lebih dini dan meningkatkan kemampuan adaptasi untuk menjadi mahasiswa IPB. Menurutnya, program itu merupakan kegiatan matrikulasi yang bersifat wajib bagi calon mahasiswa BUD dari Depag dan menjadi pertimbangan atas kelayakan keberlanjutan peserta untuk studi di IPB.

Mata kuliah yang diikuti dalam program matrikulasi adalah biologi, fisika, kimia, dan matematika. Dia mengatakan, tahun 2009 ini adalah tahun kelima IPB menerima mahasiswa BUD dari Depag. IPB menambah kuota dari tahun lalu sebanyak 60 mahasiswa menjadi 70 mahasiswa pada tahun ini.

“Jika dibandingkan dengan prestasi mahasiswa BUD dari instansi lain, mahasiswa BUD dari Depag terbaik sehingga IPB menambah kuota setiap tahunnya,” katanya. Ditambahkannya, tahun lalu mahasiswa BUD dari Depag ada yang diberangkatkan ke Beijing, China, dalam rangka “Student Summit”.

LTF
Sumber : Antara

Hari ini UN tingkat SMP diumumkan -untuk Riau-, berita di media 4.999 siswa SMP “gagal” alias tidak lulus SMP. Beberapa hari lalu ribuan siswa SMA “menangis” terang-terangan atau di dalam hati bahkan ada yang nekad mengakhiri hidupnya “hanya” gara-gara UN. UN atau UAN, satu proses penentuan kelulusan yang beberapa tahun terakhir jadi “satu-satunya” acuan penentu kelanjutan studi seorang siswa. Tidak peduli juara olimpiade, dapat beasiswa di PT negeri terkenal atau bahkan di luar negeri apalagi hanya juara di kelas dan sekolahnya..semuanya lenyap mana kala standar rata-rata nilai UN seorang siswa di bawah standar yang ditetapkan. Adilkah? Wallahu’alam….

Berita terheboh -menurut saya-, selain berita bunuh diri, demo, pengadilan, pemecatan guru, kecurangan dll adalah pada saat menjelang pengumuman UN tahun ini. Karena dicurigai ada kecurangan yang sistematis sehingga 100% siswanya tidak lulus UN dibeberapa sekolah (puluhan) yang menyebabar di beberapa provinsi. Mulai dari Gorontalo, Jateng, Jabar sampai ke Bengkulu… alasannya sama curang dan sama hasilnya 100% tidak lulus. Anehnya ada ujian pengganti, binun… sementara diratusan sekolah lainya siswa yang gagal -entah karena bodoh, ceroboh, sakit atau memang nasib- hanya bisa meratap.

Sistem pendidikan yang aneh!

Ada berita menarik di bawah,… berhubung dekat PILPRES coba dikaitkan dengan kasus UN. Siapa CAPRES yang “peduli” korban UN?

Kalau penasaran silahkan Googling dengan kata kunci kontroversi pernyataan UN… akan muncul infonya sesuai dengan FGII..

Penasaran, silahkan sampaikan pendapat anda tentang UN di Pooling yang disediakan.

AYo yang pro Rakyat, lanjutkan supaya lebih cepat lebih baik…. siapapun presidennya rakyat mah nunggu realisasi janjinya aja.. jangan cuma obral janji! Bosan tau!

ini tulisannya

sumber: http://bandung.detik.com/read/2009/06/22/143224/1151992/486/fgii-tolak-capres-cawapres-pro-un

Senin, 22/06/2009 14:32 WIB
FGII Tolak Capres-Cawapres Pro UN
Pradipta Nugrahanto – detikBandung

Bandung – Pengumuman Ujian Nasional (UN) yang tidak berjeda lama dengan pemilihan presiden membuat Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) semakin keras menyuarakan penghapusan UN.

Iwan Hermawan, Sekjen DPP FGII yang ditemui detikbandung disela-sela konferensi pers Rakornas FGII di Gedung Indonesia Menggugat menuturkan, sampai saat ini FGII tidak mendukung capres-cawapres yang masih ngotot menggunakan UN sebagai standar kelulusan.

“Sampai saat ini dari tiga pasangan calon, pasangan JK-Wiranto masih ngotot mengadakan UN dan menggunakannya sebagai standar kelulusan,” tutur Iwan.

Menurut Iwan, masalah UN ini sudah menjadi problem klasik di dunia pendidikan Indonesia. “Kita sudah lama berdemo, seminar bahkan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat dan menang, maka sudah sepatutnya UN dihapuskan,” tutur Iwan.

Terkait ketidakberpihakannya dengan capres-cawapres yang masih akan menggunakan UN sebagai standar kelulusan, Iwan berpendapat bahwa itu adalah bentuk penolakan FGII kepada capres-cawapres yang selama ini masih minim perhatian terhadap komunitas pendidikan.

“UN itu kan idenya JK, dan JK masih terus akan menggunakan UN sebagai standar kelulusan. Kalau sampai menjelang pilpres masih belum ada perubahan, kita merekomendasikan para guru dan elemen-elemen pendidikan untuk tidak memilih pasangan Jk-Win,” tutur Iwan

FGII sendiri akan mengadakan Rakornas pada 28 Juni 2009 hingga 30 Juni 2009 untuk membahas masalah kepedulian capres-cawapres terhadap dunia pendidikan yang di dalamnya termasuk masalah UN.(dip/lom)

sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=22541

PAUD, Jembatan Keunikan Anak

TINGKAT kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan pada anak usia dini sudah semakin membaik. Hal itu sejalan dengan gerakan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang digalakkan pemerintah. Hanya kesadaran tersebut belum diimbangi dengan ketersediaan lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) yang memenuhi syarat.

Ketua Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Jabar, Anna Anggraeni mengatakan, hal itu terjadi karena adanya persepsi dan cara pandang yang salah dari masyarakat. Mencampuradukkan pendidikan dengan nilai bisnis. Menganggap PAUD menjadi lahan peluang untuk mencari uang.

Yang paling fatal, bila latar belakang pendidik tidak memahami kurikulum tumbuh kembang anak, keunikan anak dan perkembangan inovasi model pembelajaran. Padahal, PAUD merupakan fasilitator yang menjembatani keunikan setiap anak. Anak dalam satu kesempatan bisa mendapat multikecerdasan.

Menyadari segala keterbatasan tersebut, Himpaudi selaku organisasi profesi yang beranggotan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD sudah membentuk pengurus mulai dari tingkat wilayah, kab./kota, dan ranting beberapa kecamatan yang satu sama lain saling berhubungan secara sinergis.

Hal itu bertujuan untuk peningkatan mutu pendidik dan saling melengkapi. Sesuai visi Himpaudi tahun 2015 menjadikan pendidik yang profesional, tangguh, berakhlak mulia, dan disyaratkan berlatar belakang S-1.

Sementara untuk percepatan sosialisasi dan peningkatan mutu pendidik, Himpaudi mengadakan pelatihan “Beyond Center and Circle Times” (BCCT).

“Respons di daerah sangat mengharukan. Mereka sangat haus ilmu dan pembelajaran. Sungguh, percepatan pelayanan yang kita berikan harus kita jaga bersama untuk kualitas pendidik tutor di lapangan,” ujar Anna.

Pelatihan swadaya dan yang terakhir kami lakukan tanggal 5-6 Juli 2008 di PAUD terbuka Bina Insani. Pada kesempatan itu, para pengurus melakukan temu pimpinan daerah dengan inovasi kemasan kegiatan. “Bukan hanya sharing, caracter building, tetapi juga pemberian materi pendidik PAUD dari Jakarta,” ujarnya. Peserta juga memeroleh materi-materi tentang penanaman budi luhur oleh pembina Bina Insani. “Semua itu diupayakan untuk mengupas sentuhan hati kiprah dan tugas profesi pendidik PAUD,” imbuhnya.

Selain itu, Himpaudi berupaya keras melalui semua komponen untuk menjaga kesinambungan PAUD nonformal dan PAUD informal, antara lain para tutor, keluarga, ibu dan bapak pengasuh, serta anggota keluarga lainnya termasuk nenek, kakek, agar kesinambungan pendidikan dengan kemasan iman dan takwa tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di rumah dan di lingkungan anak tersebut berada.

“Memang masih perlu adanya sosialisasi dan kesadaran semua pihak. Apalagi anak peniru ulung dan sangat membutuhkan rasa aman dan nyaman serta keteladanan dari sekitarnya,” ujar Anna.

Menjawab tentang dampak negatif bila lembaga PAUD tidak sesuai dengan yang disyaratkan, Anna mengatakan, akan terjadi dampak permanen, mengingat usia anak PAUD memiliki kecerdasan optimal yang dapat menyerap apa pun yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu, semua metode yang terangkum dalam BCCT menjadi semacam “obat generik”.

Panduan kegiatan PAUD ini disesuaikan dengan tumbuh kembang dan dikemas dalam suasana bermain sambil belajar. Tidak lagi dengan sistem klasikal. Pendekatan lingkaran dan sentra ini didesain untuk memenuhi identitas anak bermain, mampu melahirkan minat yang pada akhirnya menumbuhkan minat pada keaksaraan. Jadi bukan dengan cara calistung.

“Jadi, tuntutan orang tua yang merasa bangga dan menuntut anak usia dini mahir calistung bukan lagi cara pandang tepat. Selain belum waktunya, juga melanggar hak anak bermain. Efeknya, akan menimbulkan kejenuhan dini pada anak. Biasanya terlihat pada usia anak kelas 4 SD dan seterusnya,” tutur Anna.

Perihal syarat sebuah lembaga PAUD yang ideal, Anna menyebutkan niat sebagai landasan awal. Sementara pengelolanya bisa PAUD nonformal, TPA, kelompok bermain, SPS yang didirikan oleh organisasi kemasyarakatan dan berbadan hukum. Dapat pula oleh orsos dan organisasi wanita yang memiliki susunan pengurus, pendidik yang berlatar belakang yang disyaratkan, rencana tahunan, semester, bulanan, dan harian. (Eriyanti/”PR”)***
Penulis:

Riau (terutama Indragiri Hulu, Kuansing dan Siak yang “bermasalah”) belum muncul juga.

Sumber: http://www.jugaguru.com/news/43/tahun/2009/bulan/06/tanggal/17/id/960/

Rabu, 17 Juni 2009 16:26:08
Insentif Pendidik PAUD Tahap 3
Kategori: Liputan Khusus (35 kali dibaca)
Insentif Pendidik PAUD tahap 3 dicairkan sejumlah 9.028 orang yang meliputi provinsi:
1. DKI Jakarta sebanyak 16 org
2. Jawa tengah sebanyak 4.486 org
3. Banten sebanyak 2.396 org
4. Bali sebanyak 503 org
5. NTT sebanyak 318 org
6. Kalimantan Selatan sebanyak 1 org
7. Sulawesi Tengah sebanyak 553 org
8. Sulawesi Barat sebanyak 334 org
9. Gorontalo sebanyak 6 org
10.Papua sebanyak 415 org

Mohon di cek pada rekening yang bersangkutan, apabila ada kesalahan pada rekening tersebut mohon mengirimkan perbaikan dengan format perbaikan yang ada di berita pencairan tahap 1 dan dikirimkan melalui email ke pendidik_pnf@yahoo.com atau fax. ke (021) 57974116

(ika)

KUANSING “TERBAIK” DAN INHU “TERBURUK”….

=================
Sumber: http://www.riaupos.com/main/index.php?mib=berita.detail&id=14611

Selasa, 16 Juni 2009 , 08:41:00
Kuansing Terbaik Kelulusan SMA

PEKANBARU (RP) – Hasil Ujian Nasional (UN) SMA/MA/SMK seluruh Riau tahun ajaran 2009, diumumkan secara serentak Senin (15/6) sore. Dari total 50.694 peserta UN Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah (SMA/MA), sebanyak 2.008 di antaranya dinyatakan tidak lulus. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diikuti 11.728 siswa, belum diketahui secara persis berapa jumlah siswa yang dinyatakan tidak lulus.

Secara rinci, dari 50.694 siswa yang mengikuti UN tingkat SMA/MA tersebut, sebanyak 42.694 orang di antaranya adalah peserta dari SMA, sedangkan 8.011 sisanya peserta dari MA. Total peserta yang mengikuti UN jenjang pendidikan SLTA se-Riau adalah 62.422 orang bila ditambah dengan SMK. Sementara secara persentase, kelulusan SMA/MA di seluruh Riau tahun 2009 ini adalah 96,04 persen. Sedangkan tidak lulus 3,96 persen.

Sekretaris Panitia UN Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau Dra Dewi Riawati Andamari ditemui Senin (15/6) menyebutkan, bila dihitung secara persentase, jumlah kelulusan dibandingkan dengan siswa yang tak lulus UN, untuk SMA adalah sebanyak 97,5 persen sedangkan MA 92 persen. Akan halnya SMK belum diketahui berapa persentase kelulusan.

Khusus untuk SMA, dibanding tahun lalu terjadi peningkatan angka kelulusan. Sebab tahun lalu kelulusan SMA hanya 96 persen, sedangkan tahun 2009 ini 97,5 persen.

Peserta UN SMA ini terdiri atas tiga jurusan yakni IPA, IPS dan Bahasa. Sedangkan MA empat jurusan, selain IPA, IPS dan Bahasa, masih ditambah lagi dengan Agama. Tingkat kelulusan untuk setiap jurusan juga berbeda.

Untuk SMA misalnya, jurusan IPA diikuti 15.652 peserta. Dari jumlah itu, 203 orang (1,3 persen) di antaranya tak lulus. Sedangkan IPS diikuti oleh sebanyak 26.844 peserta. Dari jumlah ini 1.180 orang (4,4 persen) di antaranya dinyatakan tidak lulus. Terakhir jurusan Bahasa diikuti 187 peserta dan 46 orang (24,6 persen) dinyatakan tak lulus.

Sementara untuk MA, jurusan IPA diikuti 1.711 peserta dan 60 orang (3,51 persen) di antaranya dinyatakan tidak lulus. Jurusan IPS diikuti 6.129 siswa dan sebanyak 485 orang (7,91 persen) tak lulus. Jurusan Bahasa diikuti 77 orang, 27 orang (35,06 persen) di antaranya dinyatakan tidak lulus. Terakhir jurusan Agama, diikuti 94 peserta, 7 orang (7,45 persen) di antaranya dinyatakan tidak lulus.

Jurusan IPA baik SMA/MA ini mengikuti enam mata pelajaran yang diuji, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisi­ka, Kimia dan Biologi. Jurusan IPS, mata pelajaran yang diuji diantaranya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekono­mi, Sosiologi dan Geologi. Sedangkan Bahasa, mata pelajaran yang diikuti di antaranya Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, Sastra, Antropologi. Sementara Agama mengikuti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Tafsir, Hadis, Tasawuf.

Sejumlah SMK Ditunda
Saat siswa SMA/MA seluruh Riau bersuka ria karena dinyatakan lulus UN, tak demikian halnya dengan sejumlah siswa SMK. Kendati UN diumumkan secara serentak, namun masih ada sejumlah SMK di beberapa kabupaten/kota di Riau yang ditunda.

Isu yang berkembang di Disdik Riau, dikabarkan bahkan ada satu sekolah yang peserta UN dinyatakan gagal total. Namun Dewi cepat-cepat menepis isu tersebut. Dewi yang juga Kepala Bidang Pengem­bangan SMP Disdik Riau ini, enggan menyebutkan sekolah mana saja dan di kabupaten/kota mana saja yang pengumuman kelulusan UN-nya ditunda.

Dewi hanya memberikan alasan, bahwa untuk SMK yang belum diumumkan kelulusannya tersebut, karena masih ada masalah dalam skoring di beberapa kejuruan yang terdapat di sekolah tersebut. ‘’Saat ini untuk jurusan tertentu yang masih bermasalah tersebut, sedang dilakukan skoring ulang oleh Puspendik Departemen Pendidi­kan Nasional di Jakarta,’’ jelas Dewi.

Hasil dari skoring ulang ini akan diumumkan kembali. Tapi kapan waktunya pengumuman susulan ini akan dilakukan, diakui Dewi hal itu belum diketahui secara persis. ‘’Kapan waktunya belum ditentukan,’’ katanya.

Kuansing Terbaik, Inhu Terburuk
Dari 11 kabupaten/kota (Kepulauan Meranti masih termasuk Bengkalis), Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) memperoleh hasil ter­buruk di UN tahun ini. Dari 2.530 siswa SMA yang mengikuti UN, 206 orang (8,15 persen) di antaranya tidak lulus. Sedangkan tingkat kelulu­san hanya mencapai 91,85 persen. Kabupaten Bengkalis terburuk kedua. UN SMA di kabupaten ini diikuti 7.257 siswa. Dari jumlah ini, 519 orang (7,16 persen) di antaranya dinyatakan tak lulus. Kelulu­san hanya 92,84%.

Hasil terbaik diraih Kabupaten Kuansing. Jumlah peserta UN SMA sebanyak 2.263 orang. Dari jumlah ini hanya 3 orang (0,13 persen) yang dinyatakan tidak lulus. Tingkat kelulusan cukup fantastis 99,87%. Kota Pekanbaru terbaik kedua. UN SMA di Pekan­baru diikuti 7.485 peserta. Dari jumlah ini, hanya 47 orang (0,63 persen) yang dinyatakan tidak lulus. Sedangkan tingkat kelulu­san mencapai 99,37%.(data lengkap lihat tabel).

Sedangkan untuk hasil UN MA, diikuti 8.011 siswa se-Riau. Dari jumlah ini, 579 orang (7,23 persen) dinyatakan tidak lulus. Tingkat kelulusan mencapai 92,77 persen. Hasil kelulusan terbaik kembali diraih Kuansing dengan tingkat kelulusan 100 persen yang diikuti 223 siswa. Terburuk lagi-lagi peserta dari Kabupaten Inhu yang diikuti 572 peserta. Dari jumlah tersebut sebanyak 91 siswa (15,91 persen) dinyatakan tak lulus. Tahun 2008 lalu, tingkat kelulusan terbaik diraih Kabupaten Kampar. Tahun 2009 ini beralih ke Kuansing.

Ujian Paket C
Bagi siswa yang tidak lulus, bukan berarti pintu untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggu tertutp. Masih ada program kejar paket C untuk memperoleh ujain kesetaraan.

Menurut Dekan FKIP Universitas Riau Drs H Isjoni MSi Phd, siswa yang tidak lulus tapi punya niat yang besar untuk kuliah masih punya peluang untuk tetap mendaftarkan diri dengan sebelumnya mengejar ujian Paket C. ‘’Bagi siswa yang tidak lulus sekarang jangan berkecil hati, mereka masih bisa mengikuti ujian Paket C,’’ kata Isjoni, kemarin.

Bila mengikuti paket C, siswa yang tidak lulus bisa bisa kuliah dan tidak membuang waktu setahun lagi untuk menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah yang sama. ‘’Saya berharap agar setiap siswa yang tidak lulus tidak meninggalkan bangku sekolah karena malu pada teman dan lingkungannya. Masih ada jalan dengan paket C, dan jangan malu dan merasa rendah diri dengan ijazah paket C tersebut,’’ ujar Isjoni.

Sementara untuk seluruh Indonesia, tingkat kelulusan UN SMA/MA tahun ini sebesar 93,62 persen. Artinya, persentase ketidaklulusan mencapai 6,38 persen. Jika peserta UN SMA/MA tahun ini mencapai 2,2 juta siswa, maka jumlah siswa yang tidak lulus mencapai sekitar 140.360 orang.

Badan standarisasi nasional pendidikan (BSNP) menjadwal ujian kejar paket C bagi siswa yang tidak lulus akan diselenggarakan pada 23-26 Juni mendatang. Menurut anggota BSNP Yunan Yusuf, pihaknya telah memberitahukan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota untuk mendata siswa yang tidak lulus atau mereka yang sejak awal berencana ikut ujian kejar paket C sejak sepekan lalu. Namun, hingga kini belum semua dinas pendidikan kabupaten/kota menyetor daftar peserta ujian tersebut.

“Harusnya, hari ini (kemarin, red) terakhir, tapi ternyata belum semuanya. Karena itu, kami minta agar segera disetor jumlah siswanya yang hendak ikut kejar paket C,” jelasnya.

Telatnya penyetoran daftar peserta kejar paket disebabkan pengumuman UN dilakukan tidak serentak. “Ada yang baru mengumumkan hari ini (kemarin, red). Ada juga yang sejak Sabtu lalu,” ungkapnya.

Karena itu, kata Yunan, demi kelancaran ujian tersebut, dinas pendidikan kabupaten/kota diminta segera mendaftarkan anak didiknya. Sebab, ijazah ujian tersebut juga akan dipakai untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Sayangnya, justru penyelenggaraan ujian tersebut bersamaan dengan pendaftaran masuk PTN. Persoalan itulah yang dari tahun ke tahun dikeluhkan peserta ujian kejar paket C. Sebab, praktis mereka tidak bisa daftar masuk ke PTN.

Terkait persoalan itu, menurutnya, masih banyak PTN yang membuka pendaftaran. Meski saat ini belum banyak PTN yang bersedia menerima siswa yang berbekal ijazah kejar paket C. “Meski kami mengakui belum semuanya,” terang dia. Padahal, amanat UU 23/2003 tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) telah mengamanatkan agar ada kesetaraan antara ijazah pendidikan formal dan informal.

Namun, di satu sisi, kata Yunan, sebagai perguruan tinggi, PTN juga memiliki hak otonom untuk menyelenggarakan pendidikan. “Kami sudah pernah duduk bersama untuk membahas persoalan ini. Ada yang mau menerima, ada juga yang menolak,” terangnya.

Karena itu, tahun ini BSNP menggandeng PTN untuk mengawal UN SMA/MA. Tujuannya, agar PTN mengetahui kredibilitas ujian tersebut. Dengan demikian, hasilnya bisa dijadikan patokan masuk PTN. “Mudah-mudahan seiring dengan hasil UN yang lebih baik, perguruan tinggi bersedia menerima juga hasil ujian kejar paket C,” ujarnya.(kit/jpnn/kaf/cr9)

Sumber: http://riauprov.go.id/index.php?mod=isi&id_news=4337

Disdik Riau Dukung Pendidikan Gratis Wajar 9 Tahun
Kamis, 01 Juni 2006

PEKANBARU (Riau Online): Pihak Disdik Riau mendukung adanya wacana pendidikan gratis wajib belajar (wajar) sembilan tahun. Namun perlu terlebih dahulu disamakan persepsi konsep dan program pendidikan gratis itu.
PEKANBARU (Riau Online): Pihak Disdik Riau mendukung adanya wacana pendidikan gratis wajib belajar (wajar) sembilan tahun. Namun perlu terlebih dahulu disamakan persepsi konsep dan program pendidikan gratis itu.

Hal itu diutarakan Kasubdis Pengembangan SD Disdik Riau, Drs Nasril Noor,Rabu (13/4) kemarin. Menurutnya, wjud dari dukungan tersebut, melalui program pendidikan 2006 mendatang, diprioritaskan kearah penuntasan wajar 9 tahun dengan prioritas pendidikan gratis bagi siswa kurang mampu di perkotaan dan pedesaan. “Masalah ini sudah dilakukan pembahasan antara Disdik Riau dengan masing-masing dinas kabupaten/kota.

Sebab, program ini akan bisa jalan dengan dukungan dana yang tidak saja dari APBN, APBD Riau tetapi juga APBD kabupaten/kota dengan sistim sharing budgej sesuai tingkat permasalahan di masing-masing daerah.

Misalnya, di satu daerah memiliki potensi besar anak-anak tidak mampu, maka akan dilihat berapa daerah mampu untuk mengalokasikan anggaran tersebut. Dikatakan Nasril, sesungguhnya program pendidikan ini sudah menjadi program pusat. “Kalau ini sudah menjadi kebijakan secara nasional, tentu kita sama persepsi,” katanya.

Hanya saja masyarakat juga harus menyamakan persepsi dalam memahami pendidikan gratis tersebut. Pendidikan gratis tidak serta merta tidak ada bayaran apapun. Tetapi pendidikan gratis itu merupakan pengalihan fungsi dan kewajiban yang selama ini pendidikan dibayar apa yang seharusnya dibayar siswa di sekolah, ke depan menjadi tanggangung jawab pemerintah.

Dengan kata lain, sekolah tetap tidak kehilangan pendapatan, tetapi dana pemerintah yang membantu siswa dan siswa membayarkan pendidikan dengan dana itu. “Kalau gartsi tidak ada bayaran sama sekali tidak mungkin, dari mana sekolah mendapat dana,” katanya.

Ia menambahkan, melalui program ini dihitung per siswa akan dibantu Rp26.000/bulan. Dana inilah nantinya akan digunakan untuk kepentingan siswa tersebut. Dengananaya program pendndikan gratis ini, diharapkan menjadi salah satu solusi untuk menuntaskan wajar 9 tahun, yang sudah lama menjadi program pemerintah.(ea)

sumber: http://www.riauinfo.com/main/news.php?c=5&id=9776

KELULUSAN 96,6 PERSEN
Sore Ini, Hasil UN SMA Diumumkan
15 Jun 2009 09:03 wib
ad
PEKANBARU (RiauInfo) – Hari ini sekitar pukul 16.00 Wib sore akan diumumkan hsil Ujian Nasional tingkat SMA/SMK/MA di seluruh kabupaten/kota di Riau. Pengumuman ini terlambat dari yang dijadwalkan sebelumnya karena lamanya pengoreksian dari Dinas Pendidikan Nasional.

Untuk tahun ini tingkat kelulusan meningkat jika dibandingkan sebelumnya. Angka kelulusan sekitar 96,6 persen atau meningkat 3,08 persen dari tahun lalu yang hanya 93,52 persen. Ini artinya jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 1.870 orang.

“Meningkatnya angka kelulusan tahun ini tidak lain dari hasil kerja keras semua pihak, termasukl guru dan orangtua, serta peserta UN itu sendiri,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Riau, Irwan Effendi kepada wartawan di Pekanbaru.

Irwan mengatakan unbtik Riau tidak ada dalam satu kelas tidak lulus semua. Paling dalam satu kelas yang tidak lulus hanya satu atau dua orang saja. Dia juga emnghimbau setiap kabupaten/kota untuk secepat mungkin mengumumkannya dan sebaiknya serentak.(ad)

========================

SUMBER: http://www.riauterkini.com/pendidikan.php?arr=24712
Ahad, 14 Juni 2009 17:06
Tingkat Kelulusan 97,5 Persen,
1.338 Peserta UN SMA Sederajat di Riau tak Lulus

Hasil Ujian Nasional (UN) besok serentak diumumkan. Tingkat kelulusan di Riau mencapai 97,5 persen. Terdapat 1.338 peserta tak lulus.

Riauterkini-PEKANBARU- Dijadwalkan besok, Senin (15/6/09) hasil Ujian Nasional tingkat SMA sederajat diumumkan serentak. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Riau, tingkat kelulusan UN SMA sederajat di Riau mencapai 97,5 persen. Dari total peserta 42.777 SMA dan Madrasah Aliyah, terdapat 1.338 yang dinyatakan tidak lulus.

“Besok hasil UN akan diumumkan oleh sekolah masing-masing. Kalau secara akumulatif, tingkat kelulusan di provinsi kita mencapai 97,5 persen,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Riau Irwan Effendi kepada riauterkini yang menghubunginya, Ahad (14/6/09).

Setelah itu, Irwan menyarankan untuk menghubingi sekreratisnya, Dewi untuk mendapatkan data detail megnenai kelulusan UN SMA sederajat di Riau. Menurut Dewi, dari 34.766 peserta UN dari SMA, terdapat 850 peserta tidak lulus. Sedangkan dari Madrasah Aliyah (MA) dari 8.011 peserta, terdapat 579 peserta tidak lulus.

Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia paling tinggi tidak lulusnya, yakni mencapai 17,27 persen, kemudian IPS dengan 3,36 persen dan IPA hanya 1.03 persen untuk SMA. Sedangkan MA IPS paling tinggi tingkat ketidaklulusannya, yakni 7,91 persen, disusul Agama 7,45 persen, Bahasa Indonesia 5,06 persen dan IPA 3,51 persen.

Angka kelulusan UN SMA di Riau mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun lalu yang hanya 96 persen dengan 3.310 peserta dinyatakan tidak lulus.***(mad)


Klik tertinggi

  • Tidak ada

Flickr Photos

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Komentar Terbaru

novianto pada CAPRES PRO UN
Kreatif Web pada Guru Makin Sejahtera Animo Jad…
Siwa pada GAJI GURU PNS
Anonymous pada GAJI GURU PNS
yd.i pada GAJI GURU PNS

Blog Stats

  • 44.287 hits