BERGERAK DAN BERGERAK

Archive for the ‘IPB’ Category

sumber: http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/07/03/14523156/70.Santri.Peroleh.Beasiswa.Masuk.IPB.

70 Santri Peroleh Beasiswa Masuk IPB
DONNY SOPHANDI/METRO BANJAR
Ilustrasi: Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk kelima kalinya menerima 70 santri berprestasi dari seluruh Indonesia yang meraih beasiswa santri berprestasi dari Departemen Agama untuk masuk IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD).
/
Artikel Terkait:

* Teliti Mi Instan Jagung, IPB Juara Tiga Dunia!
* Asyik, Beasiswa Menarik untuk Calon Mahasiswa IPB!
* Wah, Mahasiswa Malaysia Datangi IPB

Jumat, 3 Juli 2009 | 14:52 WIB

BOGOR, KOMPAS.com – Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk kelima
kalinya menerima 70 santri berprestasi dari seluruh Indonesia yang meraih beasiswa santri berprestasi dari Departemen Agama untuk masuk IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD).

Juru Bicara IPB, Ir Henny Windarti, MSi menjelaskan di Bogor, Jumat (3/7), sebanyak 70 calon mahasiswa IPB dari pondok pesantren (Ponpes) itu diwajibkan mengikuti pra universitas di IPB selama dua bulan sebelum memasuki perkuliahan reguler.

Ketua Tim BUD IPB, Dr Ir Ibnul Qayim menambahkan, kegiatan pra universitas itu bertujuan untuk memperkenalkan IPB lebih dini dan meningkatkan kemampuan adaptasi untuk menjadi mahasiswa IPB. Menurutnya, program itu merupakan kegiatan matrikulasi yang bersifat wajib bagi calon mahasiswa BUD dari Depag dan menjadi pertimbangan atas kelayakan keberlanjutan peserta untuk studi di IPB.

Mata kuliah yang diikuti dalam program matrikulasi adalah biologi, fisika, kimia, dan matematika. Dia mengatakan, tahun 2009 ini adalah tahun kelima IPB menerima mahasiswa BUD dari Depag. IPB menambah kuota dari tahun lalu sebanyak 60 mahasiswa menjadi 70 mahasiswa pada tahun ini.

“Jika dibandingkan dengan prestasi mahasiswa BUD dari instansi lain, mahasiswa BUD dari Depag terbaik sehingga IPB menambah kuota setiap tahunnya,” katanya. Ditambahkannya, tahun lalu mahasiswa BUD dari Depag ada yang diberangkatkan ke Beijing, China, dalam rangka “Student Summit”.

LTF
Sumber : Antara

berita terkait:
sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/04/00571132/hanya.lima.ptn.yang.raih.akreditasi.a

Hanya Lima PTN yang Raih Akreditasi A
IPB, ITB, UGM, UI, ITS

Tanpa Akreditasi, Tidak Boleh Luluskan Mahasiswa

Kamis, 4 Desember 2008 | 00:57 WIB

Bandung, Kompas – Kesiapan perguruan tinggi untuk membangun sistem penjaminan mutunya dinilai masih sangat minim. Dari 55 perguruan tinggi yang mengikuti akreditasi institusi tahap I, hanya lima di antaranya yang telah meraih nilai sangat baik atau A.

Kelima perguruan tinggi itu adalah Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Menurut Sekretaris Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Adil Basuki Ahza, Rabu (3/12), di Bandung, tidak ada kaitan perolehan nilai A ini dengan reputasi internasional yang kebetulan dimiliki kelima perguruan tinggi negeri (PTN) ini.

”Tidak berkaitan dengan status kelas dunia. Tapi, secara faktual, kita tidak bisa membohongi diri kalau kelima perguruan tinggi ini punya kualitas lebih,” ungkap Basuki Ahza.

Ia melihat, ketidaksanggupan perguruan tinggi lain meraih nilai A lebih karena faktor ketidaksiapan diri. Serta, belum membangun sistem penjaminan mutu yang memadai.

Belum berani dinilai

Tahun 2008 ini, bahkan masih banyak perguruan tinggi yang belum berani dinilai. Dari kuota 50 perguruan tinggi yang dinilai, hanya 30 di antaranya yang terisi. Dan, hanya 25 yang lolos untuk dilakukan site visit (visitasi asesor). Visitasi dilakukan Desember ini. Untuk itu, Badan Akreditasi Nasional (BAN PT) berancang- ancang menghentikan sementara proses akreditasi ini di tahun depan.

Padahal, ia mengatakan, setiap program studi maupun perguruan tinggi negeri wajib untuk mengikuti akreditasi. ”Mereka (perguruan tinggi) lupa bahwa perguruan tinggi bisa kena pidana jika tidak segera memiliki akreditasi. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, jika perguruan tinggi tidak terakreditasi, maka perguruan tinggi tersebut tidak boleh meluluskan mahasiswa,” ujarnya.

Menurutnya, ketentuan ini akan efektif berlaku selambat- lambatnya tahun 2012 mendatang.

Di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Pendidikan, ucapnya, bahkan disebutkan, hanya perguruan tinggi berakreditasi minimal B yang bisa meluluskan mahasiswa.

”Lulusan bisa menuntut penyelenggara program studi, dekan, atau rektor apabila klaim tentang akreditasi tidak betul dan mereka tidak bisa lulus,” kata Basuki Ahza.

Meski demikian, perguruan tinggi diperbolehkan mengajukan ulang penilaian setelah dua tahun pengajuan pertama, asalkan ada jaminan perbaikan.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Prof Sunaryo Kartadinata mengakui, hasil akreditasi institusi sangatlah bergantung faktor kesiapan tiap perguruan tinggi. Namun, ia melihat, akreditasi institusi ini tidak lebih penting daripada akreditasi yang ada di tiap-tiap program studi. Sebab, ujung tombak akademik justru ada di program studi.

UPI saat ini memperoleh akreditasi B meski kampus ini sekarang memiliki aset gedung mewah bernilai sekitar Rp 500 miliar. (jon)

berita terkait:
sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/04/00571132/hanya.lima.ptn.yang.raih.akreditasi.a

Hanya Lima PTN yang Raih Akreditasi A
IPB, ITB, UGM, UI, ITS

Tanpa Akreditasi, Tidak Boleh Luluskan Mahasiswa

Kamis, 4 Desember 2008 | 00:57 WIB

Bandung, Kompas – Kesiapan perguruan tinggi untuk membangun sistem penjaminan mutunya dinilai masih sangat minim. Dari 55 perguruan tinggi yang mengikuti akreditasi institusi tahap I, hanya lima di antaranya yang telah meraih nilai sangat baik atau A.

Kelima perguruan tinggi itu adalah Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Menurut Sekretaris Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Adil Basuki Ahza, Rabu (3/12), di Bandung, tidak ada kaitan perolehan nilai A ini dengan reputasi internasional yang kebetulan dimiliki kelima perguruan tinggi negeri (PTN) ini.

”Tidak berkaitan dengan status kelas dunia. Tapi, secara faktual, kita tidak bisa membohongi diri kalau kelima perguruan tinggi ini punya kualitas lebih,” ungkap Basuki Ahza.

Ia melihat, ketidaksanggupan perguruan tinggi lain meraih nilai A lebih karena faktor ketidaksiapan diri. Serta, belum membangun sistem penjaminan mutu yang memadai.

Belum berani dinilai

Tahun 2008 ini, bahkan masih banyak perguruan tinggi yang belum berani dinilai. Dari kuota 50 perguruan tinggi yang dinilai, hanya 30 di antaranya yang terisi. Dan, hanya 25 yang lolos untuk dilakukan site visit (visitasi asesor). Visitasi dilakukan Desember ini. Untuk itu, Badan Akreditasi Nasional (BAN PT) berancang- ancang menghentikan sementara proses akreditasi ini di tahun depan.

Padahal, ia mengatakan, setiap program studi maupun perguruan tinggi negeri wajib untuk mengikuti akreditasi. ”Mereka (perguruan tinggi) lupa bahwa perguruan tinggi bisa kena pidana jika tidak segera memiliki akreditasi. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, jika perguruan tinggi tidak terakreditasi, maka perguruan tinggi tersebut tidak boleh meluluskan mahasiswa,” ujarnya.

Menurutnya, ketentuan ini akan efektif berlaku selambat- lambatnya tahun 2012 mendatang.

Di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Pendidikan, ucapnya, bahkan disebutkan, hanya perguruan tinggi berakreditasi minimal B yang bisa meluluskan mahasiswa.

”Lulusan bisa menuntut penyelenggara program studi, dekan, atau rektor apabila klaim tentang akreditasi tidak betul dan mereka tidak bisa lulus,” kata Basuki Ahza.

Meski demikian, perguruan tinggi diperbolehkan mengajukan ulang penilaian setelah dua tahun pengajuan pertama, asalkan ada jaminan perbaikan.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Prof Sunaryo Kartadinata mengakui, hasil akreditasi institusi sangatlah bergantung faktor kesiapan tiap perguruan tinggi. Namun, ia melihat, akreditasi institusi ini tidak lebih penting daripada akreditasi yang ada di tiap-tiap program studi. Sebab, ujung tombak akademik justru ada di program studi.

UPI saat ini memperoleh akreditasi B meski kampus ini sekarang memiliki aset gedung mewah bernilai sekitar Rp 500 miliar. (jon)

Dept. IKK-Fema IPB Gandeng Depdiknas dan Bappenas Kembangkan PAUD
Sunday, 30 November 2008
HA IPB – Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) IPB bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan mulai menyebarluaskan sistem Pendidikan Anak Usia dini (PAUD) yang holistik dan integratif serta memberikan perhatian yang lebih besar terhadap peserta didik PAUD yang berasal dari keluarga kurang mampu. Hal ini terungkap dalam Seminar dan Lokakarya PAUD di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, (26-27/11).”Caranya dengan memprioritaskan pendirian lembaga-lembaga PAUD di tingkat kecamatan, pedesaan dan daerah terpencil,” ujar Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo, dalam Keynote Speechnya. Kegiatan ini bertujuan guna menelaah peran dan kontribusi PAUD dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan nasional, penyelenggaraan PAUD, serta strategi pengembangan PAUD secara holistik dan terpadu. Selain itu, semua jenis stimulasi untuk anak dan berbagai lembaga terkait yang selama ini mengembangkan dan membina PAUD akan dikelola dalam satu sistem penyelenggaraan yang utuh.

Lebih lanjut Mendiknas mengatakan, pemerintah sangat mendukung pengembangan PAUD non formal untuk melayani masyarakat tidak mampu dan keluarga sederhana sebab pemerintah melihat manfaat besar, yakni anak-anak yang mengikuti PAUD dengan baik akan lebih siap mengikuti pendidikan di sekolah dasar. “Selain itu, dengan mengikuti pendidikan PAUD mampu mencegah putus sekolah di sekolah dasar dan lebih siap dalam mengikuti pendidikan di jenjang yang lebih tinggi,” katanya.

Pendidikan anak usia 0-6 tahun ini dinilai sebagai strategi pembangunan sumber daya manusia yang fundamental dan strategis. Sebab, anak-anak ini berada dalam masa keemasan, sekaligus periode kritis dalam tahap perkembangan manusia.

Hasil penelitian mengungkapkan, anak hingga usia empat tahun tingkat kapabilitas kecerdasan anak telah mencapai 50 persen. Pada usia delapan tahun mencapai 80 persen, dan sisanya sekitar 20 persen diperoleh saat anak berusia delapan tahun ke atas.

Seminar yang dihadiri sekitar 500 peserta dari pemerintah, dinas pendidikan, pemerhati PAUD, dan masyarakat ini menghadirkan narasumber dari kalangan pemerintah dan akademisi yakni, Dirjen Pendidikan Non formal dan Informal (PNFI) Depdiknas RI, Dr. Hamid Muhamad, Deputi Bidang SDM dan Agama Kementerian PPN/Bappenas RI, Dra. Nina Sardjuani, MA, Forum PAUD, Dr. Ir. Ratna Megawangi, M.Sc, Ahli Pendidikan Anak Usia Dini Singapura, Noreza binti Rejab, Pakar Gizi IPB, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS dan Kepala Litbang HIMPAUDI, dr. Adre Mayza, Sp. S(K).

Sementara itu, narasumber dalam lokakarya yakni, Dir. PAUD, Dirjen PNFI Depdiknas RI, Dr. sudjarwo S, MSc., Staf Pengajar Dept. IKK IPB, Dr.Ir. Dwi Hastuti, M.Sc, dan Bupati Kulonprogo

Sumber : IPB Online

SUMBER: http://www.alumni-ipb.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4869&Itemid=47

=================================

Posted on: Oktober 25, 2008


http://www.ipb.ac.id/id/?e=179

Rabu, 22 Oktober 2008[1 November 2008] HARI PULANG KAMPUS ALUMNI IPB

[1 November 2008]

Direktorat Pengembangan Karir dan HUbungan Alumni IPB

Mengundang Alumni IPB untuk Menghadiri
HARI PULANG KAMPUS ALUMNI IPB
“Rembug Ketahanan Pangan dan Kemandirian Energi”

Sabtu, 01 November 2008
Pukul 09.00 – 15.00 WIB
IPB International Convention Center
Botani Square Lt.2 Barangsiang – Bogor

Rangkaian Kegiatan :
1. Penjaringan Nominasi Alumni of The Year dan Alumni Muda Berprestasi
2. Lelang barang kenangan
3. Diskusi
4. Hiburan (Live Music 1960’an – 2000’an)
5. Santap Bersama Hidangan IPB Tempo Doeloe (Makanan Khas Bogor)
6. Ramah Tamah

Registrasi dan Konfirmasi :
Ibu Sarah Simanjuntak / Dewi Kuraesin
Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni (DPKHA)
Institut Pertanian Bogor
Telefax : 0251-8627446 atau 8623327
Mobile : 0818104797 atau 08111102133
e-mail : cdaipb a-keong ipb.ac.id / sarahmarini a-keong ipb.ac.id

Wah kalau gak ikutan SPMB lagi, akan lebih banyak lagi anak-anak daerah yang punya kesempatan masuk IPB lewat jalur USMI…

=================================

10/03/2008 16:09 WIB
41 PTN yang Keluar dari SPMB
Budi Hartadi – detikcom

<!– –><!–

Update info di seputar Anda setiap hari!
Operator Ketik Kirim ke Tarif Push
Telkomsel Reg Pol 3845 Rp 500
Indosat Reg Pol 3845 Rp 650
Xl & Flexi Reg Nat 3845 Rp 500
Konten dikirim max 2x sehari
Stop, KETIK Unreg Pol atau Unreg Nat
CS : 021-7941178

–>Surabaya – Sebanyak 41 PTN yang biasa menerima mahasiswa baru lewat Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), memutuskan keluar dari Perkumpulan SPMB dan mengadakan seleksi sendiri lewat Ujian Masuk PTN (UMPTN). Berikut 41 PTN yang keluar berdasarkan pertemuan yang digelar di Surabaya, 9 Maret 2008:

  1. Unair
  2. ITS
  3. UGM
  4. UNY
  5. UNS
  6. IPB
  7. Universitas Negeri Surabaya
  8. Unibraw
  9. Universitas Negeri Malang (UM)
  10. Universitas Jember
  11. Universitas Trunojoyo
  12. UIN Malang
  13. UNDIP
  14. Universitas Mulawarman
  15. Universitas Riau
  16. Universitas Udayana
  17. Universitas Khairun (Unkhair) Ternate
  18. Universitas Mataram
  19. UNHAS
  20. Universitas Sam Ratulangi
  21. Univ. Haluolelo
  22. Universitas Sriwijaya
  23. Universitas Jenderal Soedirman
  24. Universitas Lambang Mangkurat
  25. Universitas Negeri Makassar (UNM)
  26. UIN Sunan Gunung Jati
  27. UNIB Bengkulu
  28. UNPAD
  29. Universitas Negeri Semarang (UNNES)
  30. Universitas Negeri Manado
  31. Universitas Nusa Cendana
  32. UNAND
  33. ITB
  34. UIN Sunan Kalijaga
  35. Universitas Tadulako
  36. Universitas Pattimura
  37. Universitas Palangkaraya
  38. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
  39. Universitas Cenderawasih
  40. Universitas Negeri Gorontalo (UNG)
  41. IAIN Sunan Ampel Surabaya

sumber: http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/03/tgl/10/time/160937/idnews/906104/idkanal/10

Makin ramai kasusnya… 🙂
di koment detik.com bu Menteri di maki-maki oleh pembaca -saya perhatikan bukan semuanya civitas IPB atau alumni-, padahal salah satu alumni ada di istana negara :))

sebagai bagian dari IPB, secara pribadi kami -saya dan istri- sudah memaafkan komentar ibu mentri mungkin beliau agak panik saat itu jadi gak terkontrol lisannya… Saya aja awalnya agak gimana gitu melihat “bahasa tubuh” beliau saat diwawancarai wartawan . Sedikit asal jawab.. maaf bu!

Saran saya, balik ke masalah awal… fokus…fokus… masalah mis komunikasi selesaikan secara baik dan gak usah pada emosi tapi masalah tanggung jawab dengan masyarakatnya -kasus pencemarannya- selesaikan secara profesional dan bertanggung jawab sebagai seorang pemimpin yang diberi amanah.

Yo pada duduk bersama untuk kebaikan rakyat, jangan duduk bersama untuk membohongi dan membodohi rakyat -konspirasi-.

Apapun, semua diminta pertanggung jawaban di hadapan Nya… hati, lisan, juga tulisan tentunya.

ini berita terbarunya:
=========================================
sumber: detik.com

28/02/2008 07:31 WIB
Mahasiswa IPB Gugat Pernyataan Menkes Soal Susu Berbakteri
Iqbal Fadil – detikcom

<!– –> <!–

Update info di seputar Anda setiap hari!
Operator Ketik Kirim ke Tarif Push
Telkomsel Reg Pol 3845 Rp 500
Indosat Reg Pol 3845 Rp 650
Xl & Flexi Reg Nat 3845 Rp 500
Konten dikirim max 2x sehari
Stop, KETIK Unreg Pol atau Unreg Nat
CS : 021-7941178

–> Jakarta – Forum Mahasiswa Pascasarjana (Wacana) Institut Pertanian Bogor (IPB) tidak terima atas pernyataan Menkes Siti Fadilah Supari yang mempertanyakan kredibilitas institusi dan dosen IPB terkait hasil penelitian yang menemukan susu berbakteri.

Rencananya, Kamis (28/2/2008), sejumlah perwakilan Wacana IPB akan menemui Komisi IV DPR yang membidangi masalah kesehatan.

Dalam rilis yang diterima detikcom, Ketua Wacana IPB Sadikin Amir menganggap pernyataan Menkes telah menistakan institusi IPB.

Sadikin menggugat pernyataan Menkes Siti yang berbunyi “Institusi IPB tidak berhak melakukan penelitian tersebut dan yang berhak adalah seorang Dokter. Untuk itu kredibilitas institusi IPB dan dosen peneliti perlu dipertanyakan.” seperti yang dilansir di beberapa media massa.

Menurut Sadikin, hasil riset (uji laboratorium) ahli hispatologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Sri Estuningsih, yang menemukan 22 merek dagang susu formula bayi dan anak yang beredar di pasaran mengandung bakteri entero bacter saka-zhakii tidak menyalahi aturan.

“IPB sebagai institusi ilmiah berhak dan berkewajiban melakukan riset untuk mengaktualisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat,” cetusnya.

Dari sisi pengabdian masyarakat, lanjut Sadikin, hasil riset ini sangat penting karena menyangkut tingkat kualitas kesehatan/hidup jutaan bayi di Indonesia sebagai generasi penerus bangsa.

“Wacana IPB mengutuk keras komentar Menteri Kesehatan RI karena telah merendahkan harkat dan martabat IPB dan perguruan tinggi pada umumnya sebagai institusi ilmIah yang senantiasa berpedoman pada kerangka analisis, logis,dan obyektif,” ujar Sadikin.

“Untuk itu, Wacana IPB menuntut dan mendesak Menteri Kesehatan RI untuk meminta maaf dan
mengklarifikasi pernyataannya kepada seluruh civitas akademika IPB dan perguruan tinggi pada umunya melalui media cetak dan elektronik selambat-lambatnya 1 X 24 jam sejak di bacakannya pernyataan sikap ini,” tandas Sadikin.
( bal / bal )

MENKES RAGUKAN PENELITIAN IPB SOAL SUSU BERBAKTERI

http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/27/time/010029/idnews/900449/idkanal/10

ini berita terkait
http://www.ipb.ac.id/id/?b=598
=====================================

Makanan dan Susu Formula Bayi yang beredar di Indonesia Terkontaminasi Enterobacter sakazakiiJumat, 15 Februari 2008

Peneliti Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri dari Dr. Sri Estuningsih, mengungkapkan sebanyak 22,73 persen susu formula (dari 22 sampel) dan 40 persen makanan bayi (dari 15 sampel) yang dipasarkan antara April – Juni 2006 telah terkontaminasi Enterobacter sakazakii. Sampel makanan dan susu formula yang kami teliti berasal dari produk lokal,” kata Estu. Menurut Estu, selain dirinya, beberapa staf pengajar Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang bergabung dalam penelitian ini antara lain: Drh.Hernomoadi Huminto MVS, Dr. I.Wayan T. Wibawan, dan Dr. Rochman Naim.

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, isolasi dan identifikasi E.sakazakii dalam 22 sampel susu formula dan 15 sampel makanan bayi. Tahap kedua, menguji 12 isolat E.sakazakii dari hasil isolasi dan kemampuannya menghasilkan enteroksin (racun) melalui uji sitolisis (penghancuran sel). Dari 12 isolat yang diujikan terdapat 6 isolat yang menghasilkan enteroksin. Uji selanjutnya adalah menguji isolat tersebut pada kemampuan toksinnya setelah dipanaskan. Terdapat 5 dari 6 isolat tersebut yang masih memiliki kemampuan sitolisis setelah dipanaskan.

Selanjutnya Estu menentukan satu kandidat dari isolat tersebut dan menguji enterotoksin serta bakteri vegetatifnya pada bayi mencit berusia enam hari. Bayi mencit diinfeksi melalui rute oral (cekok mulut) menggunakan sonde lambung khusus dan steril. Setelah 3 hari kemudian dilakukan pengambilan sampel organ mencit tersebut. “Hasil pengujian enteroksin murni dan enteroksin yang dipanaskan dan bakteri mengakibatkan enteritis (peradangan saluran pencernaan), sepsis (infeksi peredaran darah) dan meningitis (infeksi pada lapisan urat saraf tulang belakang dan otak). Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan metode hispatologi menggunakan pewarnaan Hematoksilin Eosin.

Penelitian ini menyimpulkan di Indonesia terdapat susu formula dan makanan bayi yang terkontaminasi oleh E. Sakazakii yang menghasilkan enterotoksin tahan panas dan menyebabkan enteritis, sepsis dan meningitis pada bayi mencit. Dari hasil pengamatan histopatologis yang diperoleh masih dibutuhkan penelitian senada yang lebih mendalam untuk mendukung hasil penelitian tersebut. Sangat penting dipahami bahwa susu formula bayi bukanlah produk steril, sehingga dalam penggunaannya serta penyimpanannya perlu perhatian khusus untuk menghindari kejadian infeksi karena mengkonsumsi produk tersebut.

Estu secara pribadi telah menlihat langsung fasilitas salah satu perusahaan makanan dan susu formula dengan omzet terbesar di Indonesia. “Sebagian besar fasilitas tersebut telah memenuhi standar operasional prosedure perusahaan susu formula bayi, dan saat ini masih terus dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi tersebut,” ujar Estu. (ris)

lebih asik baca komentarnya di milist alumni…eh ternyata di koment berita detik.com lebih heboh.

Sumber : http://www.ipb.ac.id/

Herry Suhardiyanto Terpilih Menjadi Rektor IPB
Senin, 3 Desember 2007

Sidang Paripurna Terbuka Majelis Wali Amanat (MWA) IPBSenin(3/12) di Gedung Rektorat,Kampus IPB Dermaga , yang dipimpin Ketua MWA IPB Didiek J. Rachbini dan dihadiri Mendiknas, Bambang Sudibyo, berhasil memilih dan menetapkan Dr.Ir.Herry Suhardiyanto, M.Sc.(48 tahun) sebagai rektor IPB, periode 2007 – 2012.

Pada pemilihan itu Dr.Ir.Herry Suhardiyanto MSc mengungguli dua calon rektor lainnya masing-maing Prof.Dr.Ir.Dudung Darusman, MA., dan Prof.Dr.Ir.MA Chozin, M.Agr., dengan meraih suara 65,7 persen. Sedangkan Prof.Dudung Darusman sebanyak 17,1 persen dan Prof.M.A.Chozin sebanyak 10,2 persen suara.

Suasana pemilihan berjalan dengan hidmat dan penuh ketegangan. Satu persatu para calon rektor kembali memaparkan visi dan misi selama 15 menit. Setelah itu kembali mereka diuji kelayakan oleh anggota MWA. Di luar ruangan, civitas akademika IPB bisa mengikuti jalannya sidang paripurna melalui televisi. Terpasang 2 unit televisi di lantai 1 dan 2, serta 1 unit televisi di lantai 6.

Diantara sivitas akademika tampak sekitar 20 mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM IPB) memberikan pernyataan sikap menuntut MWA agar melakukan pemilihan sesuai dengan hati nurani dan bebas dari kepantingan eksternal yang kontraproduktif terhadap kepentignan IPB, pertanian, bangsa dan negara.

Mahasiswa juga menghimbau MWA agar tidak terpengaruh terhadap isu atau berita apapun yang dihembuskan oleh pihak-pihak luar IPB yang berusaha mengintervensi proses pemilihan rektor.

Usai sidang, kepada wartawan Dr.Herry kelahiran Banjarnegara,Jateng dan terakhir sebagai Wakil Rektor II menerangkan program pertama yang akan dilakukannya adalah bersilaturahmi dengan seluruh komponen civitas akademika IPB.”Program pertama, saya akan melakukan silaturahmi dengan seluruh komponen IPB agar semuannya siap untuk menatap masa depan yang lebih baik. Persoalan ini bukan persoalan satu, dua orang, tapi persoalan kita semua, warga IPB,” ujarnya.

Sementara, program kerja yang akan dilakukan ada 5 bidang yaitu, Pendidikan dan Kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, peningkatan kesejahteraan, peningkatan kapasitas, dan penguatan sistem manajemen kampus..(man)

====================
Memangnya isu apa ya?


Klik tertinggi

  • Tidak ada

Flickr Photos

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Komentar Terbaru

novianto pada CAPRES PRO UN
Kreatif Web pada Guru Makin Sejahtera Animo Jad…
Siwa pada GAJI GURU PNS
Anonymous pada GAJI GURU PNS
yd.i pada GAJI GURU PNS

Blog Stats

  • 44.287 hits